Monday, February 25, 2008

AKU HANYA MENGINGAT SENYUMNYA

\1\
Suatu hujan turun
di suatu senja di suatu kota
semacam tirai tumpahan itu merapat
memberi warna basah di dinding rumah
cuaca mengkerut musim beringsut
bongkahan awan bergerak perlahan
berhimpun menggumpal menggelegar
namun tirai tak berhenti merapat
semacam duka bagi senja
kemanakah matahari lindap
sementara jalan menjadi sungai keruh

\2\
Aku menanti, rintik tak berhenti
siapakah itu melintas
seperti kukenal senyumnya
dari bawah teduhan payung
lebih merah dari mentari pagi
ah jika bisa kumiliki senyum itu
buat kubingkai di dinding kamar
atau buat penerang jika lampu mati

\3\
ah tapi cuaca tak jua beringsut
aku mungkin tahu namanya
atau mungkin pernah bertemu
aku tak tahu namanya
sepatah kata maaf di keramaian
atau mungkin sebangku di bis kota
ah tapi cuaca tak jua beringsut
bayangnya mengabur dalam hujan

\4\
selepas itu tirai terurai
mirip gerimis lalu menghilang sama sekali
langit masih menyisakan senja
memberi warna diufuk yang kunamakan pelangi
aku harus pulang sebentar lagi malam
aku hanya mengingat senyumnya
dan hanya mengingat senyumnya.

nominator-lomba-puisi-cinta Januari 2008 (www.webersis.com)
Continue Reading...
 

Blogroll

Site Info

Text

Jendela Puisi Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template